Kamis, 22 Maret 2012

MACAM-MACAM SYIRIK

1. SYIRK

Syirik ialah menyekutukan Allah dengan melakukan perbuatan yang seharusnya hanya ditujukan kepada Allah.

1.a.   MACAM-MACAM SYIRIK

Syirik akbar ialah dosa besar yang tidak akan mendapatkan ampunan Allah. Pelakunya tidak akan masuk surga untuk selamanya.
Syirik asgar ialah termasuk dosa besar yang dikhawatirkan pelakunya akan meninggal dalam keadaan kufur, jika Allah tidak mengampuninya dan selama dia tidak bertaubat kepadaNya sebelum meninggal.
1.a.i. Syirik Akbar (Besar)
Syirik akbar ada dua macam, yaitu Dzahirun Jali (tampak nyata) dan Batinun Khafi (tersembunyi).
a.    Menyembah kepada selain Allah
Di antara syirik akbar yang jali ialah beribadah kepada sesembahan lain di samping menyembah Allah.
b.    Meminta Pertolongan Kepada Orang Mati
Di antara syirik Akbar khafi  ialah bedoa kepada orang mati dan kuburan orang-orang besar. Sebab yang mengakibatkan tersembunyinya syirik tersebut :
1.    Karena mereka tidak mengindetikkan doa mohon lindungan kepada kuburan tersebut sebagai ibadah. Padahal doa itulah adalah ruh ibadah
2.    Mereka berkeyakinan bahwa orang mati yang ditempati untuk berdoa itu bukanlah tuhan, karena mayit itu sama dengan mereka. Tetapi orang mati itu hanya sebagai perantara yang menghubungkan mereka dengan Allah. Keyakinan seperti itu timbul akibat kurangnya pemahaman tentang Allah. Keyakinan seperti itulah yang menjerumuskan kaum musyrikin pada masa lalu, ketika mereka melukiskan tentang tuhan-tuhan dan berhala-berhala mereka
“Kami tidak menyembah mereka, melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya.” (QS. Az-Zumar39:3)
“Mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan bencana kepada mereka dan juga tidak memberikan manfaat dan mereka berkata : Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah.” (QS. Yunus 10:18)
Allah SWT tidak membutuhkan perantara karena Dia dekat dengan manusia.
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah(, bahwa Aku dekat (dengan mereka).” (QS. Al-Baqarah 2:186)
c.     Mengangkat Pembuat Undang-undang Selain Allah
Di antara perbuatan syirik besar yang tampak dan tidak tampak pada kebanyakan manusia ialah menjadikan selain Allah sebagai pembuat Undang-undang atau mencari hukum selain hukum Allah. Mereka memberi wewenang kepada beberapa orang guna membuat undang-undang yang absolut bagi mereka atau bagi orang lain. Dengan wewenang itu mereka membuat hukum halal dan haram sesuai dengan kemauan sendiri. Membuat sistem, aturan, metode kehidupan dan idealisme yang berlawanan dengan syari’at Allah. Kemudian orang lain mengikutinya seolah-olah hukum itu berasal dari langit yang harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar sedikit pun. Padahal yang berhak membuat undang-undang bagi ciptaanNya hanyalah Allah sendiri.
Alam adalah kerajaan Allah. Jika ada di antara hamba menganggap ada seseorang yang mempunyai hak memerintah dan melarang serta membuat undang-undang tanpa seizing pemilik dan penguasa kerajaan, berarti dia telah menjadikan sekutu bagiNya.
Sebab itu Al-Qur’an memvonis Ahli Kitab sebagai musyrik [Mereka (pastur dan pendeta) itu telah mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram, kemudian mereka mengikutinya. Yang demikian itulah bentuk penyembahan kepada mereka]
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (mereka juga) mempertuhankan al-Masih putra Maryam, padahal mereka disuruh menyembah Tuhan yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.” (QS. At-Taubah 9:31)
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. As-Syura 42:21)
1.a.ii. Syirik Asgar (Kecil)
a.    Bersumpah Dengan Selain Allah
Seperti bersumpah dengan nama nabi, dengan seorang wali, dengan seorang pembesar, dengan tanah air, dengan nenek moyang, atau dengan makhluk Allah lainnya. Bersumpah adalah pengangungan sesuatu yang digunakan untuk bersumpah. Padahal yang harus diagungkan dan disucikan itu hanya Allah.
“Siapa yang bersumpah, hendaklah bersumpah dengan nama Allah atau diam.” (HR. Muslim)
“Dan siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka dia telah kufur atau syirik.” (HR. Tirmidzi dan dihasankannya)


b.    Meyakini suatu benda memiliki kekuatan gaib
Tauhid tidak bertentangan dengan sebab ciptaan Allah dalam alam ini. Seperti obat untuk penyembuhan, senjata untuk menjaga diri, dll. Tetapi bila menempuh cara lain yang dapat mengakibatkan pengaruh tersembunyi yang tidak disyari’atkan oleh Allah untuk menghilangkan penderitaan atau menjaga diri dari bahaya, maka perbuatan tersebut sudah bertentangan dengan tauhid.
“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, kecuali dalam keadaan menyekutukan Allah.”(QS. Yunus 10:106)
c.     Menggantung Azimat
Azimat yaitu benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau menghindarkan pemakainya dari bahaya. Perbuatan seperti ini termasuk syirik karena mengandung unsure meminta terhindar dari bahaya kepada selain Allah.
“Jika Allah menimpakan suatu bahaya kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-An’am 6:17)
Ada pula azimat seperti tulisan atau gambar. Menghilangkan perbuatan ini merupakan kewajiban bagi setiap orang yang mampu.
Bila azimat itu ditulis dari ayat-ayat Al-Qur’an atau mengandung Asmaul Husna, apakah termasuk dilarang? Para ulama salaf berbeda pendapat. Tetapi pendapat yang kita terima ialah melarang pemakaian seluruh bentuk azimat, meskipun dibuat dari ayat-ayat Al-Qur’an. Dalilnya sbb :
1.    Karena keumuman lafaz hadis yang melarang penggunaan azimat, dan tidak disebutkan pengecualiannya
2.    Sebagai saddud zariah (tindakan prefentif). Karena memberi keringanan bagi penggunaan azimat yang dibuat dari ayat-ayat Al-Qur’an itu, berarti membuka pintu penggunaan azimat lain. Bila pintu kejahatan telah terbuka, maka sulit bagi kita untuk menutupnya
3.    Karena bisa menjurus kepada penghinaan Al-Qur’an. Sebab kadangkala pemakainya memasuki tempat-tempat bernajis seperti ketika membuang hajat.
4.    Menganggap rendah ayat-ayat Al-Qur’an dan bertentangan dengan apa yang termuat didalamnya. Sebab, Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk bagi manusia, serta menyelamatkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Bukan untuk dijadikan azimat
d.    Mantera
Mantera ialah mengucakan kata-kata tertentu agar dapat menolak kejahatan dan mendapatkan kekuatan gaib dengan bantuan jin. Mantera yang diharamkan ialah lafaz yang mengandung ucapan meminta pertolongan selain kepada Allah, atau ucapan yang kadangkala mengandung makna kekufuran dan kemusyrikan. Adapun selain itu, tidak ada halangan membaca mantera.


Ulama telah membolehkan bermantera bila terdapat tiga persyaratan sebagai berikut : dengan kalamullah (ayat-ayat Al-Qur’an) atau dengan nama-nama Allah atau sifat-sifatNya, dengan bahasa Arab atau lainnya yang dapat dipahami maksudnya, berkeyakinan bahwa mantera itu sendiri tidak berpengaruh, tetapi semuanya itu ditentukan oleh Allah SWT.
e.     Sihir
Sihir ialah semacam cara penipuan dan pengelabuan yang dilakukan dengan cara memantera, menjampi dll. Perbuatan ini termasuk syirik karena ia mengandung makna meminta tolong kepada selain Allah, yakni meminta bantuan jin. Al-Qur’an mengajari kita untuk berlindung diri kepada Allah dari bahaya sihir dan tukang sihir
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul.” (QS. Al Falaq 113:4)
Perbuatan sihir adalah haram. Orang yang mempercayai sihir dan datang ke tukang sihir untuk melakukan penyihiran adalah orang-orang yang ikut berdosa bersama tukang sihirnya.
f.      Ramalan
Salah satu bentuk sihir adalah ramalan. Yaitu anggapan mengetahui dan melihat rahasia-rahasia masa depan berupa kejadian umum atau khusus atau pun nasib seseorang, melalui perbintangan dsb.
“Siapa yang mempelajari salah satu cabang dari perbintangan, maka dia telah mempelajari sihir.” (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)
g.     Guna-guna
“Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik.” (HR. Ibnu Hibban)
h.    Dukun dan Tenung
Dukun ialah orang yang menganggap dirinya dapat memberitahukan tentang hal-hal gaib pada masa datang, atau apa yang tersirat dalam naluri manusia. Tukang tenung ialah nama lain dari peramal dan dukun. Semua yang gaib itu hanyalah Allah yang mengetahuinya.
“Katakanlah: Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara gaib kecuali Allah.” (QS. An Naml 27:65)
“(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang gaib maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya.” (QS. Al-Jin 72:26-27)
“Katakanlah: Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira bagi orang-orang beriman.” (QS. Al A’raf 7:188)
Bangsa jin tempat mereka meminta bantuan dengan perbuatan sihir dan tenung itu tidak mempunyai kemampuan untuk mengetahui yang gaib.
“Maka ketika ia tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib, tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan” (QS. Saba’ 34:!4)
i.      Bernazar (berjanji) Kepada Selain Allah
Nazar adalah ibadah dan taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah, dan beribadah itu hanya kepada Allah.
“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang berbuat zalim.” (QS. Al-Baqarah 2:270)
Ada orang yang jika sakit atau kehilangan sesuatu bernazar kepada kuburan orang-orang alim. Hal ini adalah haram, karena :
1.    Nazar tersebut ditujukan kepada makhluk. Bernazar untuk makhluk hukumnya haram. Sebab  nazar adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada makhluk
2.    Tempat menyampaikan nazarnya adalah mayat yang tidak memiliki kemampuan apa pun.
3.    Dia menganggap bahwa orang mati itu dapat memberi keputusan terhadap suatu persoalan di samping Allah. Sedangkan yang mempercayainya berarti berbuat kekufuran.
Demikian pula perbuatan yang dilakukan oleh sebagian orang yang membawa uang, lilin dan munyak atau barang-barang lain untuk dijadikan sesajian di tempat para wali adalah juga termasuk perbuatan yang diharamkan.
j.      Sembelihan Selain untuk Allah
Telah menjadi kebiadaan orang-orang musyrikin melakukan penyembelihan qurban sebagai sarana pendekatan diri kepada tuhan-tuhan dan berhala-berhala mereka. Semua ini diharamkan.
“Ali ra. berkata: “Rasulullah saw. bersabda kepadaku dengan empat kalimat: Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang yang melindungi penjahat dan Allah melaknat orang yang merubah batas-batas tanah miliknya.” (HR. Muslim)
Untuk memelihara tauhid dan menjauhkan perbuatan syirik, Islam melarang menyembelih korban kepada Allah di tempat-tempat pelaksanaan sembelihan kepada selain Allah.
k.    Tathayyur (Berperasaan sial)
Ialah berfirasat buruk, berperasaan sial yang menimbulkan rasa pesimis karena pengaruh berbagai suara tertentu yang didengar atau suatu kejadian yang dilihat atau pun lainnya.
Hal ini termasuk syirik karena dia tidak sepenuhnya bertawakkal kepada Allah, serta menjadikan firasat buruk (perasaan sial) itu lebih berpengaruh daripada tawakkalnya kepada Allah SWT.
“Siapa yang membatalkan hajatnya karena tathayyur, maka sungguh dia telah berbuat syirik. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah: Apakah kaffarah (tebusan denda) dari perbuatan tersebut? Dijawab oleh beliau: “Agar engkau mengucapkan: “Ya Allah tidak ada sesuatu kebaikan kecuali kebaikanMu dan tidak ada tathayyur (perasaan sial) kecuali tathayyur yang datang dariMu, dan tidak ada Tuhan melainkan Engkau.” (HR. Imam Ahmad)

1.b.   ISLAM MENGHANCURKAN KEMUSYRIKAN

      Islam telah menentukan berbagai cara penyelamatan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan syirik. Lubang-lubang yang dapat menghembuskan angin kemusrikan antara lain :
a.    Berlebihan Dalam Mengagungkan Nabi
Nabi Muhammad saw melarang umat Islam berlebihan mengagungkan dan memuji-munji dirinya. Bila Rasulullah saw melihat / mendengar sesuatu yang dapat menjurus kepada sikap yang melebih-lebihkan pribadinya, maka beliau mencegah melakukannya. Kemudian beliau mengajarkan yang benar.
“Janganlah engkau menyanjung-nyanjung aku sebagaimana umat Nashara menyanjung Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan rasulNya.” (Muttafaq alaih)
b.    Berlebihan Menyanjung Orang Shaleh
Umat Kristen berlebihan dalam mengagungkan Isa Almasih. Mereka juga berlebihan dalam mengagungkan pendera dan rahib, sehingga menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan disamping Allah.
c.     Memuja Kuburan
Islam melarang beberapa perbuatan yang dapat mengarah kepada pemujaan kuburan : menjadikan kuburan sebagai masjid, shalat menghadap kuburan, menyalakan lampu dan lilin di atas kuburan, membangun dan mengapur kuburan, menulis di atas kuburan, meninggikan kuburan, upacara dan peringatan di Kuburan
“Ketahuilah orang-orang sebelum kamu telah menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah. Ingat, kamu jangan menjadikan kuburan itu sebagai tempat ibadah, karena sesungguhnya aku melarang kalian melakukan hal yang seperti itu.” (HR. Muslim)
“Janganlah engkau duduk di atas kuburan dan janganlah engkau shalat menghadap kuburan.” (HR. Muslim)
“Jabir berkata: Rasulullah saw. melarang mengapur kuburan, duduk di atasnya dan membangun bangunan di atasnya.” (HR. Muslim)
“Nabi saw. mengutus (Ali) dan memerintahkannya agar tidak membiarkan kuburan meninggi, kecuali dari tanah kuburan itu sendiri.” (HR. Muslim)
d.    Meminta Berkah Kepada Pepohonan dan Bebatuan
Berhala-berhala besar bangsa Arab pada mulanya berbentuk patung besar seperti Lata atau pohon seperti Uzza atau batu seperti Manat.
e.     Ucapan yang Dapat Menimbulkan Kemusyrikan
Sebagai contoh :
·         Orang berkata: “Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki si A”
·         Kalimat yang berbunyi: “Kalau bukan karena Allah dan si A, atau aku bergantung kepada Allah dan kepadamu, atau pun ungkapan yang serupa dengan kalimat di atas.
·         Memberi nama dengan nama-nama Allah atau nama yang seharusnya hanya untuk Allah
·         Pemberian nama manusia dengan Abdun (hamba) selain Allah
·         Mencaci waktu (zaman) ketika seseorang mendapat kesulitan atau musibah. Menghina waktu (masa) adalah termasuk suatu keluhan terhadap Allah SWT.

1.c.  DAMPAK SYIRIK

a.    Penghinaan Manusia
Syirik merupakan penghinaan terhadap kemuliaan manusia dan penurunan martabat serta kedudukannya. Allah memuliakan manusia dan mengajarkannya semua nama dan sebagian ilmu. Dia menciptakan bagi manusia segala yang ada di langit dan di bumi dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi ini. Tetapi manusia tidak dapat menghayati martabatnya, sehingga menjadikan sebagian dari alam ini sebagai tuhannya. Dia tunduk merendahkan dirinya, padahal sebenarnya dia adalah tuan dari seluruh makhluk.
b.    Sarang Tahayyul
Orang yang berkeyakinan terhadap adanya pengaruh lain di alam ini selain Allah – baik berupa binatang, jin dan lain sebagainya – akal pikirannya telah siap menerima setiap yang berbau tahayul.
c.     Kezaliman Yang Besar
Zalim terhadap kebenaran, karena kebenaran yang paling agung adalah kalimat la ilaha illallah. Zalim terhadap diri sendiri, karena orang musyrik menjadikan dirinya sebagai budak dan hamba bagi makhluk lain, padahal ia dicipta oleh Allah sebagai makhluk yang merdeka.
Dan (ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman 31:13)
d.    Sumber Ketakutan
Orang yang mempercayai khurafat, tahayul serta kebatilan akan menjadi seorang penakut. Semuanya menimbulkan rasa pesimis, kebosanan, keguncangan jiwa, serta ketakutan yang tidak dimengerti asal usul dan sebabnya.
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir perasaan takut, disebabkan mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu.” (QS. Ali Imran 3:151)


e.     Penghambat Jiwa Optimis
Syirik mengajari penganutnya untuk berserah diri dan bertawakkal kepada perantara dan pemberi syafaat mereka, sehingga terjerumus ke dalam berbagai dosa besar dan menggantungkan diri kepada tuhan-tuhan batil dan palsu untuk mendapatkan pengampunan dosa di sisi Allah.
f.      Dampak Syirik di Akhirat
          i.    Adamul gufran (tidak mendapat ampunan)
“Sesungguhnya Allah tidak akan Mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa memperseku-tukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’ 4:48)
“Sesungguhnya Allah tidak Mengampuni dosa memperseku-tukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia Mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang Dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa’ 4:116)
        ii.    Itsmun ‘azhim (dosa besar) (4:48)
       iii.    irmanul Jannah (larangan masuk syurga)
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam”, padahal al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhan-ku dan Tuhan-mu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah Mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Ma-idah 5:72)
       iv.    Dukhulunnar (masuk ke dalam neraka) (5:72)
         v.    Ihbathul ‘amal (penghapusan ‘amal/pahala)
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Jika kamu memperse-kutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar 39:65)
‘… Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am 6:88)

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar Artikel

Loading...